Senin, 21 Januari 2013

Memperkirakan pH Larutan Dengan Beberapa Indikator


A. Standar Kompetensi : Memahami sifat – sifat larutan asam basa, metode pengukuran dan penerapannya
B. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan teori – teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan

C. Teori
Untuk mengetahui suatu larutan bersifat asam atau basa dapat dilakukan dengan menggunakan indicator kertas lakmus. Namun, apabila ingin mengetahui berapa pH suatu larutan diperlukan indicator universal atau pH meter. Ada juga cara lain, yaitu dengan menguji larutan terebut dengan beberapa larutan tersebut dengan beberapa indicator yang telah diketahui trayek pH nya seperti pada tabel .trayek pH dan perubahan warna beberapa larutan indicator.

No.
Indikator
Perubahan Warna
Trayek pH
1.
Metil Jingga
Merah – Kuning
2,9 – 4,0
2.
Metil Merah
Merah – Kuning
4,2 – 6,3
3.
Bromtimol Biru
Kuning – Biru
6,0 – 7,6
4.
Fenolftalein
Tak berwarna – Merah
8,3 – 10,0
5.
Lakmus
Merah – biru
5,5 – 8,0

Indikator asam dan basa adalah zat yang dapat memberikan warna yang berbeda pada larutan asam dan basa. Melalui perbedaan warna tersebut akhirnya dapat diperkirakan kisaran pH suatu larutan. Trayek perubahan warna adalah batasan pH dimana terjadi perubahan warna indikator. Salah satu indikator yang umum digunakan dalam pengujian larutan asam dan basa adalah kertas lakmus. Kertas lakmus terdiri dari 2 warna yaitu lakmus biru dan lakmus merah. Jika larutan bersifat asam, maka kertas lakmus biru akan berubah menjadi merah, sedangkan kertas lakmus merah tidak akan berubah warna (tetap berwarna merah). Jika suatu larutan bersifat basa, maka kertas lakmus biru tidak akan berubah warna (tetap biru) sedangkan kertas lakmus merah akan berubah warna menjadi biru. Namun jika tidak terjadi perubahan warna kertas lakmus (lakmus biru tetap biru dan lakmus merah tetap merah) maka larutan tersebut bersifat netral.

D. Tujuan : Memperkirakan pH beberapa larutan dengan menggunakan kertas lakmus dan beberapa larutan indicator asam basa

E. Alat dan Bahan

  • Tabung Reaksi
  • Pipet Tetes
  • Rak Tabung
  • Larutan A, B, C
  • Air sumur
  • Air sungai
  • Air Cucian Beras
  • Air Sabun
  • Air Kelapa
  • Air Teh
  • Larutan Indikator Asam Basa : MM, MJ, BTB dan PP

F. Cara Kerja
  1. Memasukkan masing – masing larutan yang akan diperiksa ke dalam tabung reaksi sebanyak 1/4 tabung
  2. Menguji sifat larutan dengan kertas lakmus merah dan biru, catat perubahan warna yang terjadi
  3. Memasukkan larutan A ke dalam empat buah tabung reaksi sebanyak 1/4 tabung
  4. Meneteskan dengan menggunakan pipet tetes larutan indicator Metil Merah pada tabung 1, Metil Jingga pada tabung 2, Bromo Timol Biru pada tabung 3 dan Fenol Ftalein pada tabung 4
  5. Mengamati perubahan warna yang terjadi
  6. Melakukan hal yang sama (langkah 3 – 5) pada larutan yang lain

G. Hasil Pengamatan
1. Pengujian dengan kertas lakmus
No.
Larutan
Perubahan Warna
Perkiraan pH
Lakmus Merah
Lakmus Biru
1.
A
Jadi Biru
Tetap
Basa (8,0)
2.
B
Tetap
Tetap
Netral (7,0)
3.
C
Tetap
Jadi Merah
Asam (5,5)
4.
Air Sumur
Tetap
Jadi Merah
Asam (5,5)
5.
Air Sungai
Tetap
Jadi Merah
Netral (7,0)
6.
Air Sabun
Jadi Biru
Tetap
Basa (8,0)
7.
Air Teh
Tetap
Tetap
Netral (7,0)
8.
Air Cucian Beras
Tetap
Jadi Merah
Asam (5,5)
9.
Air Kelapa
Tetap
Jadi Merah
Asam (5,5)

Pengujian dengan larutan indicator

No.
Larutan
Perubahan Warna
Perkiraan pH
MM
MJ
BTB
PP
1.
A
Kuning
Oranye
Biru
Ungu
10,0
2.
B
Merah
Oranye
Hijau
Tdk berwarna
4,0
3.
C
Merah
Merah
Merah
Tdk berwarna
4,0
4.
Air Sumur
Oranye
Oranye
Hijau
Tdk berwarna
6,3
5.
Air Sungai
Kuning
Oranye
Hijau
Tdk Berwarna
6,3
6.
Air Sabun
Kuning
Oranye
Biru
Tdk berwarna
7,6
7.
Air Teh
Oranye
Kuning
Hijau
Kuning
6,3
8.
Air Cucian Beras
Kuning
Oranye
Hijau
Tdk berwarna
6,3
9.
Air Kelapa
Merah
Oranye
Kuning
Tdk berwarna
4,0


H. Pembahasan
1. Sebutkan larutan apa saja yang bersifat asam, basa dan netral!
Jawab :
Asam (Larutan C, Air Sumur, Air Cucian Beras dan Air Kelapa)
Basa (Larutan A dan Air Sabun)
Netral (Larutan B, Air Sungai dan Air Teh)

2. Bagaimanakah nilai pH untuk larutan yang bersifat asam, basa dan netral?
Jawab :
pH asam adalah antara 1 (kuat) – 6 (lemah)
pH basa adalah antara 8 (lemah) – 14 (kuat)
pH netral adalah 7

I. Kesimpulan : Setelah melakukan percobaan menggunakan kertas lakmus serta menggunakan larutan-larutan diatas dapat diketahui bahwa larutan C, Air Sumur, Air Cucian Beras dan Air Kelapa memiliki pH dibawah 7 yang artinya adalah bersifat asam. Untuk larutan A dan Air Sabun memiliki pH diatas 7 yang artinya bersifat basa, sedangkan larutan B, Air Sungai dan Air Teh bersifat netral karena memiliki pH 7.
Tetapi saat dilakukan percobaan menggunakan larutan indicator (MM. MJ, BTB, PP) ada beberapa larutan yang hasilnya berbeda seperti larutan B, Air sungai dan Air Teh yang menunjukkan pH dibawah 7 yaitu 4,0 untuk larutan B dan 6,3 untuk Air Sungai dan juga Air Teh.
 Kelompok 1 :
  • Achmad Galih Uchinia Aziz
  • Alfatthan Ramatriza Shirakawa Putra
  • Berliana Budi Putri
  • Dewi Nanseti
Kelas XI IPA 1

Senin, 10 Desember 2012

Lembar Kerja Siswa "PEMBUATAN LARUTAN KIMIA"

Standar Kompetensi       : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia dan faktor – faktor yang  memengaruhinya serta   penerapannya dalam kehidupan
Kompetensi Dasar           : Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor – faktor yang memengaruhi laju reaksi
Tujuan Pembelajaran     : Menjelaskan pengertian kemolaran, serta cara menyediakan larutan dengan kemolaran tertentu
Teori                                      :
Zat kimia umumnya diperdagangkan dalam bentuk padatan  (Kristal) atau larutan pekat, jarang sekali dalam bentuk pakai. Sementara itu, di percobaan – percobaan laboratorium seringkali menggunakan larutan encer. Oleh karena itu, larutan yang diperlukan harus dibuat dari larutan pekat atau melarutkan zat padat.  Membuat larutan dari padatan murni dilakukan dengan mencampurkan zat terlarut dan pelarut dalam jumlah tertentu. Larutan dibuat dengan konsentrasi tertentu, dan dinyatakan dalam konsentrasi Molaritas (M).
M = n/V      Dimana, M = Molaritas
n = jumlah zat terlarut (mol)
V = Volume Larutan (Liter)
Salah satu keuntungan jika konsentrasi larutan dinyatakan dengan kemolaran, maka menentukan jumlah mol zat terlarut dapat diperoleh dengan mengukur volume larutan.
Ketika bekerja di laboratorium juga diperlukan untuk mengencerkan larutan,yaitu memperkecil konsentrasi larutan dengan jalan menambahkan sejumlah tertentu pelarut. Pengenceran menyebabkan volume dan kemolaran larutan berubah, tetapi jumlah zat terlarut tidaklah berubah. Maka n1 = n2 atau
V1. M1 = V2 M2
Alat dan Bahan   :
Neraca                                                     8. Asam Oksalat C2H2O4                                 
Kaca Arloji                                            9. Aquadest
LAbu Ukur 100 ml dan 50 ml
 Pipet Volumetrik 25 ml
  Pengaduk
 Corong
 Bulp
Cara Kerja           :
Timbang ± 0.5 gram asam oksalat ke dalam kaca arloji
Masukkan asam oksalat ke dalam labu ukur 100 ml
Larutkan dengan aquadest, dan tambahkan hingga tanda batas
Kocok larutan sampai homogen
Pipet 25 ml larutan tersebut ke dalam labu ukur 50 ml, tambahkan aquadest hingga tanda batas.
Perhitungan       :
a.Hitung Molaritas larutan asam oksalat!
b.Hitunglah konsentrasi asam oksalat setelah diencerkan
Jawab:
a. M= gr/mr .1000/v
       = 0,5/90 . 1000/100
       = 0,5/90 . 10
       = 0,056 M

b. M1.V1   =  M2 . V2
   0,056.25 = M2 . 50
    1,4         = M2 . 50
      M2       = 0,028 M

Rabu, 17 Oktober 2012

LEMBAR KERJA  SISWA
MENENTUKAN PERUBAHAN ENTALPI REAKSI NETRALISASI
  • Standar Kompetensi       : Memahami perubahan energy dalamreaksi kimia dan cara pengukurannya
  • Kompetensi  Dasar          : Menentukan ∆ H reaksi  berdasarkan pecobaan,HukumHess ,data perubahan entalpi dan data energy ikatan
  • Tujuan : Menentukan perubahan entalpi reaksi larutan NaOH dengan larutan HCl dengan  kalorimeter
  •   Teori    : Setiap zat mengandung energi. Entalpi adalah energi  yang  terkandung di dalam zat.Perubahan seluruh energy zat di dalam reaksi disebut dengan perubahan entalpi reaksi.Panas reaksi adalah energi  yang dilepaskan atau diserap bila jumlah mol masing –masing zat sama dengan koefisien reaksinya. Panas pembentukan adalah energy yang dilepaskan atau diserap pada pembentukan 1mol zat dari unsur –unsurnya.
  • q= m x c x ∆T
  • ∆ H  =  – q/mol
  • M = massa (gram)
  • c  = kalor jenis air (4,2 J/g.oC)
  • ∆T= perubahan suhu (oC)
Menurut Hukum Hess, banyaknya energy yang diserap atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia tidak tergantung kepada jalannya reaksi, melainkan kepada keadaan awal dan keadaan akhir reaksi.ada energi  sistem, ada energi luar. Entalpi adalah energi sistem.
3.Alat dan Bahan
a. Kalorimeter                              f.   Termometer
b. Gelas kimia 100 ml               g.  Pengaduk
c. Gelas ukur 50 ml
d. Larutan NaOH 1 M
e. Larutan HCl 1 M
4. Cara Kerja
a. Masukkan 50 ml larutan NaOH 1 M ke dalam gelas ukur, ukur suhu larutan
b. Masukkan  ke dalam calorimeter
c. Masukkan 50 ml larutan HCl 1 M ke dalam gelas ukur, ukur  suhu larutan
d. Masukkan  ke dalam calorimeter
e. Aduk campuran larutan. Amati suhunya yang naik, kemudian tetap. Catat suhu yang tetap sebagai suhu akhir reaksi.
 Reaksi    :               NaOH  +  HCl  --> NaCl + H2O
5. Hasil  Pengamatan
Suhu Awal HCl      : 33°C
Suhu Awal NaOH : 32°C
Suhu Campuran    : 35°C
Perubahan Suhu   : 35°C - 32,5°C(Rata Rata T0 HCL dan NAOH) = 2,5°C
PERTANYAAN

1.Hitunglah jumlah mol dalam 50 ml larutan HCl 1 M dan jumlah mol dalam 50 ml larutan NaOH 1 M!
·         Jawab :  Mol = M.V--> Mol HCL = 1 X 0,05 = 0,05 Mol . Mol NaOH = 1 X 0,05 = 0,05
2.Hitunglah jumlah kalor yang dibebaskan per mol H2O yang terbentuk dalam reaksi ini!
·         Jawab :  H = -q / Mol--> -(m.c.∆T)/0,05 Mol-->-(100 X 4,2 X 2,5)/0,05 --> -21.000 J = -21 KJ
·         Kalor yang dibebaskan : -q = -(m.c.∆T)--> -(100 X 4,2 X 2,5) = -1050 J
3. Tulislah persamaan termokimia untuk reaksi tersebut!
·         Reaksi  :  NaOH  +  HCl -->  NaCl + H2O
KESIMPULAN : kita dapat menentukan entalpi reaksi dan jumlah kalor yang dibebaskan pada suatu reaksi dengan menggunakan  rumus berikut ini : q= m x c x ∆T dan  ∆ H  =  – q/mol
PENENTUAN  PERUBAHAN ENTALPI PEMBAKARAN BAHAN BAKAR
  1. Tujuan                 : Menentukan ∆ H pembakaran methanol 
  2. Alat dan Bahan  : Gelas Kimia , Pembakar spirtus , Neraca , Metanol , Air , Termometer       
  3. Langkah Kerja    :
  • Timbang air dalam gelas kimia sebanyak 100 ml
  • Ukur suhu air awal dan catat suhunya
  • Isi pembakar spirtus dengan methanol, timbang pembakar tersebut dengan neraca
  • Nyalakan pembakar spirtus dan panaskan air sampai hampir mendidih
  • Catat suhu air,pada saat lampu spirtus dimatikan
  • Timbang pembakar spirtus setelah pemanasan
4.Hasil pengamatan        
  • Massa air  : 100 ml
  • Massa lampu + methanol sebelum pemanasan  : 239,4 gram
  • Massa lampu + methanol setelah pemanasan    : 225,55 gram
  • Suhu air awal     : 31°C
  • Suhu air setelah pemanasan       : 94°C
  • Massa methanol yang hilang       : 239,4 gram – 225,55 gram = 13,95 gram
  • Mr methanol (CH3OH)   : 12 + 4 + 16 = 32
Perhitungan    
·      Jawab :  ∆H = – q/mol methanol --> Mol Methanol :  gr/mr = 13,95/32 = 0,435
·      ∆H = -(m.c.∆T)/0,435 - = -(13,95.4,2.63)/0,435 = -8485,448 J = -8,485 KJ
q  reaksi  : m.c.∆T
∆ H = – q/mol methanol
  • Kesimpulan  : Massa methanol setelah pemanasan berkurang , berarti massa methanol ada yg hilang setelah dipanaskan.sedangkan suhu air akan meningkat jika dipanaskan.
Kita bisa menghitung mol suatu senyawa dengan menggunakan rumus  Mol :  gr/mr
Dan kita bisa membuktikan bahwa entalpi suatu reaksi dapat dihitung dengan cara  H = -q / mol

Senin, 03 September 2012

Ga Lagi Deh, ke Rest Area km 97 -_-"

Tanggal 27 Juni, sepulang dari acara family gathering di Trans Studio, Bandung yang diadakan kantor ayahku pukul 9-an. Jam 10-an sampai tol Padalarang, karena ayahku ada yang ingin ke toilet tepatnya di-km 97, akhirnya kami mampir ke Rest Area km 97. Disanalah kejadian yang menyebalkan terjadi -_-
Awalnya hanya ayahku yang ingin ke toilet, tapi sebelum ayah kembali ke mobil, aku dan mamaku pergi ke toilet juga. Sebelum ke toilet, mamaku menitipkan pesan ke kakakku agar papa tahu kalau aku dan mama juga lagi ke toilet. Kakakku yang saat itu dalam posisi ngantuk berat cuman bilang "iya". Merasa sudah nitip pesan, aku dan mama pun ke toilet. Tak lama, papa balik ke mobil. Karena tidak mau pulang kemalaman, ayahku langsung buru-buru menyalakan mesin mobil dan lanjut pulang. Mungkin papa kira cuman papa yang ke toilet, karena sewaktu papa ke toilet, seisi mobil tidur semua. Kakakku juga tertidur, jadi tidak menyampaikan pesan mama.
Setelah aku dan mama selesai dan mau kembali ke mobil, kami panik karena mobil sudah tidak ada diposisi awal parkir. Kami pun mencari kesana-kemari beberapa kali, berharap pengecekan pertama salah karena faktor mata yang sudah mulai mbee (ngantuk), tapi tetap tidak ketemu. Hape dan dompet ada didalam mobil lagi, satu kata "apes". Sempet kepikiran, masa bakal jadi gelandangan di rest area sehari, aduh ga deh! Kami ketemu satu keluarga China, kami berusaha meminjam hp, tapi awalnya mereka hanya memasang muka ga percaya gitu "mungkin dikira, gue mau nilep hp-nya kalee", tapi setelah beberapa kali mencoba meminjam, akhirnya dikasih. Tapi sialnya, ga ada yang ngangkat. Putus asa banget! Kata mama, sholat isya dulu, kali aja nanti papa sadar trus muter balik ke rest area ini. Abis sholat, aku dan mama duduk dipojokkan luar masjid mencari posisi hangat (suer, dingin bangat disana -_-). Keajaiban, ketemu teman sekantor papa, kami dikasih pinjam hp, alhamdulilah, telpon kali ini diangkat dan bagusnya lagi papa juga udah sadar dan sedang muter balik. Sebenarnya diajak bareng sampai tol cikampek, tapi terpaksa nolak karena papa juga udah muter balik. Lamaaaaaaaaa setelah itu, kakakku nyamper kami ke masjid, ternyata papa udah ada di depan rest area. Lama nunggunya itu, karena ternyata papa itu sudah mau nyampe Bekasi, jadi muternya jauuuh. Untungnya aku sama mama, coba kalo sendirian, ga tau deh gue mau ngapain aja -_-"
Kan ga lucu, jadi gelandangan di rest area (hahahahaaaaa)